KATA PENGANTAR
Puji
syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada penulis sehingga penulis berhasil menyelesaikan Makalah ini
tepat pada waktunya yang berjudul “MYELOGRAFI”
Makalah
ini berisikan tentang informasi
Myelografi atau yang lebih khususnya membahas untuk
pemeriksaan cairan otak dengan bantuan sinar-x dan bahan media kontras positif
yang diinjeksikan kedalam pertengahan diskus menembus Medula Spinallis dengan
cara memasukkan jarum ganda untuk menegakkan diagnosa,Diharapkan Makalah ini dapat
memberikan informasi kepada kita semua
Makalah ini
saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki sangat
kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada Bapak Dosen untuk memberikan
masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I Pendahuluan
A. Anatomi
B. Pengertian Myelografi
BAB II Tehnik Pemeriksaan Myelografi
A. PERSIAPAN
PASIEN
B. Persiapan kamar / ruang pemeriksaan
C. Persiapan alat
D. Teknik radiografi
E. Teknik pemeriksaan myelografi
1. Proyeksi Lateral
2. Proyeksi AP
BAB
I
Pendahuluan
A.
Anatomi
Sumsum tulang belakangmerupakan bagian
sumsum saraf pusat, berbentuk silinder memanjang dan seluruhnya terletak
didalam saluran tulang tulang belakang. Pada orang dewasa membentang dari medulla oblongata sampai setinggi ruang antar ruas
lumbal 1-2.
Sumsum tulang belakang dibungkus oleh
tiga lapis selaput meninges. Selaput paling dalam disebut pia meter berisi pembuluh darah yang membawa
makanan ke sumsum tulang belakang. Selaput maninges yang berada ditengah adalah arachnoid, membungkus akar serabut saraf spinal sejak dari
tempat keluarnya dari saluran tulang belakang. Arakhnoid dipisahkan dari pia
meter oleh ruang sub arachnoid. Dura metermerupakan selaput
terluar meluas kebawah sampai setinggi ruas sakral 2, untuk membungkus
saraf-saraf spinal, yang memanjang dari sumsum tulang belakang ke
pintu keluar.
Sumsum tulang belakang ke bawah semakin
mengecil membentuk kerucut yang disebutknus medularis. Dari konus medularis
sampai koksigeus 1 terdapat serabut saraf yang disebut filum terminale.
Ada 31 pasang saraf spinal. Akar
masing-masing saraf keluar dari saluran tulang belakang setinggi permukaan antar
ruas, mulai dari occipito-atlantis sampai sakro-koksigis.
Menurut tempatnya masing-masing lintasan akra saraf berbeda-beda. Pada daerah
cervikal akar saraf keluar hampir tegak lurus sumsum tulang belakang, daerah
thorakal keluarnya mulai miring kebawah, di daerah lumbal dan sakral keluarnya
merupakan berkas serabut-serabut yang hampir sejajar di sekitar filum terminalisimembentuk cauda equina ( ekor kuda ).
Ruang sub arachnoid merupakan selubung
dari sumsum tulang belakang dan berakhir setinggi sakral 2. Ruang sub arachnoid
dibawah lumbal 2 disebut teka lumbalis (sakus). Dari sinilah cairan cerbro
spinalis dihasilkan oleh plexsus khoroid yang kemudian akan
disalurkan kedalam ventrikel-ventrikel otak. Adapun peredaran dari saluran
cerbospinalis dimulai dari ventrikel-ventrikel otak, cairan ini masuk ke dalam
saluran pusat sumsum tulang belakang dan ruang sub arakhnoid melalui
celah-celah ventrikel ke empat. Cairan yang normal tampak jernih tidak berwarna
dan tidak berbau.
B. Pengertian Myelogarafi
Myelografi adalah pemeriksaan
secara radiologis dari medulla spinalis dengan menyuntikan media kontras
positif ke dalam ruang sub arakhnoid. Tujuan pemeriksaan myelografi untuk
memperlihatkan kelainan-kelainan pada :
· Ruang sub arakhnoid
· Syaraf perifer
· Medulla spinalis
Adapun kelainan – kelainan yang sering
terjadi pada daerah vertebrae, antara lain:
· Tumor Ekstra dural, intra dural yang terbagi atas
medullar, ekstra medullar.
· Pecahan tulang
· Bengkak karena luka trauma
· Hernia Nukleus Pulposus ( HNP ), yaitu suatu keadaan di mana terjadi penonjolan diskus intervertebralis
ke arah posterior.
· Tumor sekunder ( metastease )
Kontra indikasi pada
pemeriksaan myelografi adalah :
- Tekanan intra fena kranial meninggi
- Infeksi pada daerah tusukan
- Alergi terhadap bahan konstras
- Kesadaran menurun
- LCS bercampur darah
Media kontras
Media kontras yang digunakan bersifat
water soluble non ionik. Contohnya : Ultravist,
omnipaque, Iopamiero.
BAB II
Tehnik Pemeriksaan Myelografi
A. PERSIAPAN
PASIEN
·
Jika pasien wanita, tanyakan apakah pasien hamil.
·
Tanyakan apakah pasien mengkonsumsi obat-obatan
sebelumnya.
·
Tanyakan apakah pasien mempunyai riwayat asma.
·
Penandatanganan informed consent.
·
Melepaskan benda-benda logam pada daerah yang akan
diperiksa.
·
Pasien puasa: selama 5 jam sebelum pemeriksaan.
·
Pasien diberi penjelasan tentang prosedur pemeriksaan.
·
Dibuat plain foto posisi AP dan lateral pada daerah
yang akan diperiksa.
Premedikasi : diberikan obat sedatif, yaitu kombinasi dari 10 mg Drop ridol &
0,15 mg
B. Persiapan kamar / ruang pemeriksaan
Dikarenakan prosedur pemeriksaan
myelografi harus aseptik, maka meja pemeriksaan dan alat – alat harus bersih.
Dipersiapkan juga tabung oksigen yang siap pakai, strandart infus dan bebrapa peralatan steril maupun tidak steril yang diperlukan dipesiapkan pada tempatnya.
C. Persiapan alat :
- Pesawat sinar X
- Kaset yang berisi film
- Marker L dan R
- Baju penderita dan duk lobang steril
- Spuit 10 ml dan 20 ml
- Jarum spina beberapa ukuran
- Kasa steril
- Kapas steril
- Alkohol
- Yodium ( Betadine )
- Media kontras yang digunakan
- Obat anti hestamin
- Konrentan
- Kergaji ampul
- Gunting dan plester
- Tensimeter, thermometer
D. Teknik pemeriksaan myelografi
1. Tepi atas os illeum ditarik garis lurus ke arah tulang belakang kemudian di
desinfektan ( dari sentarl ke luar ) dengan menggunakan alkohol
kemudian betadine.
2. Setelah kering dicari diskus intervertebralis lumbal 3 – 4, ditusuk dengan
jarum fungsi sampai keluar liquor cerebru spinalis (LCS).
3. Kemudian dimasukkan media kontras 10 – 12 cc tergantung dengan kondisi
pasien yang diperiksa
4. Yang harus diperhatikan : kesterillan alat tusuk,
daerah yang ditusuk, media kontras yang hendak dimasukkan.
E. Teknik radiografi
Myelografi dapat dilakukan dengan
menggunakan teknik radiografi konvensional ataupun dengan fluoroskapi. Sebelum
pemeriksaan myelografi dilakukan dibuat terlebih dahulu foto pendahuluan ( polos
) dari vertebre dengan proyeksi AP dan lateral. Apabila foto pendahuluan taelah baik / informatif yang
dinyatakan oleh radiolog, pemeriksaan diteruskan dengan penyuntikkan
media kontras.
Pengambilan foto setelah pemasukkan
media kontras tergantung klinis penderita dan permintaan dokter pengirim.
1. Proyeksi
Lateral
·
Tujuan
: untuk melihat kedalaman jarum yang menusuk ke dalam diskus intervertebralis
menembus Medula Spinallis
·
Posisi
Pasien : Pasien lateral recumbent, kepala di atas bantal, knee fleksi, di bawah
knee dan ankle diberi pengganjal.
·
Posisi
Obyek :
a)
Atur
MSP tegak lurus kaset/meja pemeriksaan (jika pakai buki).
b)
Pelvis
dan tarsal true lateral
c)
Letakkan pengganjal yang radiolussent di bawah
pinggang agar vertebra lumbal sejajar pada meja (palpasi prosessus spinosus).
Gambar 2.10 Posisi Lateral (Bontrager, 2001)
Gambar 2.10 Posisi Lateral (Bontrager, 2001)
·
Sinar
CR :
Tegak lurus kaset.
CP :
Setinggi L3 (palpasi lower costal margin/4 cm di atas crista iliaka)
FFD : 100 cm
FFD : 100 cm
Eksposi
: Ekspirasi tahan nafas.
Kriteria
:
a) Tampak gambaran jarum yang menusuk
bagian diskus intervertebralcontras dan menembus Medula Spinallis
b) Tampak gambaran Medula Spinallis telah
terisi zat contras.
c) Tampak foramen intervertebralis L1 –
L4, Corpus vertebrae, space intervertebrae, prosessus spinosus
Tidak ada
2. PROYEKSI AP
1. Tujuan : Untuk melihat zat contas yang
telah terisi contras media
2. Posisi Pasien : Pasien tidur supine,
kepala di atas bantal, knee fleksi.
3. Posisi Obyek :
a.
Atur
MSP tegak lurus kaset/meja pemeriksaan (jika pakai buki).
b.
Letakkan
kedua tangan diatas dada.
c.
Tidak
ada rotasi tarsal / pelvis.
4. Sinar
·
CR
: Tegak lurus kaset
·
CP
:
a) Setinggi Krista iliaka (interspace
L4-L5) untuk memperlihatkan lumbal sacrum dan posterior Cocygeus.
b) Setinggi L3 (palpasi lower costal
margin/4 cm di atas crista iliaka) untuk memperlihatkan lumbal.
·
FFD
: 100 cm
·
Eksposi
: Ekspirasi tahan nafas.
Kriteria
: Tampak vertebra lumbal, space intervertebra, prosessus spinosus dalam satu
garis pada vertebra, prosessus transversus kanan dan kiri berjarak sama