Kamis, 07 Juni 2012

Myelografi


KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada penulis sehingga penulis berhasil menyelesaikan Makalah ini tepat pada waktunya yang berjudul “MYELOGRAFI”
Makalah ini berisikan tentang informasi  Myelografi atau yang lebih khususnya membahas untuk pemeriksaan cairan otak dengan bantuan sinar-x dan bahan media kontras positif yang diinjeksikan kedalam pertengahan diskus menembus Medula Spinallis dengan cara memasukkan jarum ganda untuk menegakkan diagnosa,Diharapkan Makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua
Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada Bapak Dosen untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

















DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

BAB I Pendahuluan
A.  Anatomi
B.  Pengertian Myelografi
BAB II Tehnik Pemeriksaan Myelografi
A.   PERSIAPAN PASIEN
B.   Persiapan kamar / ruang pemeriksaan
C.   Persiapan alat
D.   Teknik radiografi
E.   Teknik pemeriksaan myelografi
1.     Proyeksi Lateral
2.     Proyeksi AP













BAB I
Pendahuluan

A.  Anatomi
Sumsum tulang belakangmerupakan bagian sumsum saraf pusat, berbentuk silinder memanjang dan seluruhnya terletak didalam saluran tulang tulang belakang. Pada orang dewasa membentang dari medulla oblongata sampai setinggi ruang antar ruas lumbal 1-2.
Sumsum tulang belakang dibungkus oleh tiga lapis selaput meninges. Selaput paling dalam disebut pia meter berisi pembuluh darah yang membawa makanan ke sumsum tulang belakang. Selaput maninges yang berada ditengah adalah arachnoid, membungkus akar serabut saraf spinal sejak dari tempat keluarnya dari saluran tulang belakang. Arakhnoid dipisahkan dari pia meter oleh ruang sub arachnoid. Dura metermerupakan selaput terluar meluas kebawah sampai setinggi ruas sakral 2, untuk membungkus saraf-saraf spinal, yang memanjang dari sumsum tulang belakang ke pintu keluar.
Sumsum tulang belakang ke bawah semakin mengecil membentuk kerucut yang disebutknus medularis. Dari konus medularis sampai koksigeus 1 terdapat serabut saraf yang disebut filum terminale.
Ada 31 pasang saraf spinal. Akar masing-masing saraf keluar dari saluran tulang belakang setinggi permukaan antar ruas, mulai dari occipito-atlantis sampai sakro-koksigis. Menurut tempatnya masing-masing lintasan akra saraf berbeda-beda. Pada daerah cervikal akar saraf keluar hampir tegak lurus sumsum tulang belakang, daerah thorakal keluarnya mulai miring kebawah, di daerah lumbal dan sakral keluarnya merupakan berkas serabut-serabut yang hampir sejajar di sekitar filum terminalisimembentuk cauda equina ( ekor kuda ).
Ruang sub arachnoid merupakan selubung dari sumsum tulang belakang dan berakhir setinggi sakral 2. Ruang sub arachnoid dibawah lumbal 2 disebut teka lumbalis (sakus). Dari sinilah cairan cerbro spinalis dihasilkan oleh plexsus khoroid yang kemudian akan disalurkan kedalam ventrikel-ventrikel otak. Adapun peredaran dari saluran cerbospinalis dimulai dari ventrikel-ventrikel otak, cairan ini masuk ke dalam saluran pusat sumsum tulang belakang dan ruang sub arakhnoid melalui celah-celah ventrikel ke empat. Cairan yang normal tampak jernih tidak berwarna dan tidak berbau.







B.   Pengertian Myelogarafi
 Myelografi adalah pemeriksaan secara radiologis dari medulla spinalis dengan menyuntikan media kontras positif ke dalam ruang sub arakhnoid. Tujuan pemeriksaan myelografi untuk memperlihatkan kelainan-kelainan pada :
·        Ruang sub arakhnoid
·        Syaraf perifer
·        Medulla spinalis

Adapun kelainan – kelainan yang sering terjadi pada daerah vertebrae, antara lain:
·        Tumor Ekra dural, intra dural yang terbagi atas medullar, ekra medullar.
·        Pecahan tulang
·        Bengkak karena luka trauma
·        Hernia Nukleus Pulposus ( HNP ), yaitu suatu keadaan di mana terjadi penonjolan diskus intervertebralis ke arah poerior.
·        Tumor sekunder ( metaease )

Kontra indikasi pada pemeriksaan myelografi adalah :
-         Tekanan intra fena kranial meninggi
-         Infeksi pada daerah tusukan
-         Alergi terhadap bahan konras
-         Kesadaran menurun
-         LCS bercampur darah

Media kontras
Media kontras yang digunakan bersifat water soluble non ionik. Contohnya : Ultravi, omnipaque, Iopamiero.




BAB II
Tehnik Pemeriksaan Myelografi


A.   PERSIAPAN PASIEN
·         Jika pasien wanita, tanyakan apakah pasien hamil.
·         Tanyakan apakah pasien mengkonsumsi obat-obatan sebelumnya.
·         Tanyakan apakah pasien mempunyai riwayat asma.
·         Penandatanganan informed consent.
·         Melepaskan benda-benda logam pada daerah yang akan diperiksa.
·         Pasien puasa: selama 5 jam sebelum pemeriksaan.
·         Pasien diberi penjelasan tentang prosedur pemeriksaan.
·         Dibuat plain foto posisi AP dan lateral pada daerah yang akan diperiksa.
Premedikasi : diberikan obat sedatif,  yaitu kombinasi dari 10 mg Drop ridol & 0,15 mg

B.    Persiapan kamar / ruang pemeriksaan
Dikarenakan prosedur pemeriksaan myelografi harus aseptik, maka meja pemeriksaan dan alat – alat harus bersih. Dipersiapkan juga tabung oksigen yang siap pakai, randart infus dan bebrapa peralatan eril maupun tidak eril yang diperlukan dipesiapkan pada tempatnya.

C.         Persiapan alat :
-         Pesawat sinar X
-         Kaset yang berisi film
-         Marker L dan R
-         Baju penderita dan duk lobang eril
-         Spuit 10 ml dan 20 ml
-         Jarum spina beberapa ukuran
-         Kasa eril
-         Kapas eril
-         Alkohol
-         Yodium ( Betadine )
-         Media kontras yang digunakan
-         Obat anti heamin
-         Konrentan
-         Kergaji ampul
-         Gunting dan pleer
-         Tensimeter, thermometer

D.         Teknik pemeriksaan myelografi
1.      Tepi atas os illeum ditarik garis lurus ke arah tulang belakang kemudian di desinfektan ( dari sentarl ke luar ) dengan menggunakan alkohol kemudian betadine.
2.      Setelah kering dicari diskus intervertebralis lumbal 3 – 4, ditusuk dengan jarum fungsi sampai keluar liquor cerebru spinalis (LCS).
3.      Kemudian dimasukkan media kontras 10 – 12 cc tergantung dengan kondisi pasien yang diperiksa
4.      Yang harus diperhatikan : keerillan alat tusuk, daerah yang ditusuk, media kontras yang hendak dimasukkan.

E.         Teknik radiografi
 Myelografi dapat dilakukan dengan menggunakan teknik radiografi konvensional ataupun dengan fluoroskapi. Sebelum pemeriksaan myelografi dilakukan dibuat terlebih dahulu foto pendahuluan ( polos ) dari vertebre dengan proyeksi AP dan lateral. Apabila foto pendahuluan taelah baik / informatif yang dinyatakan oleh radiolog, pemeriksaan diteruskan dengan penyuntikkan media kontras.
Pengambilan foto setelah pemasukkan media kontras tergantung klinis penderita dan permintaan dokter pengirim.

1.    Proyeksi Lateral
·         Tujuan : untuk melihat kedalaman jarum yang menusuk ke dalam diskus intervertebralis menembus Medula Spinallis
·         Posisi Pasien : Pasien lateral recumbent, kepala di atas bantal, knee fleksi, di bawah knee dan ankle diberi pengganjal.
·         Posisi Obyek :
a)    Atur MSP tegak lurus kaset/meja pemeriksaan (jika pakai buki).
b)    Pelvis dan tarsal true lateral
c)     Letakkan pengganjal yang radiolussent di bawah pinggang agar vertebra lumbal sejajar pada meja (palpasi prosessus spinosus).


Gambar 2.10 Posisi Lateral (Bontrager, 2001)
·         Sinar
CR : Tegak lurus kaset.
CP : Setinggi L3 (palpasi lower costal margin/4 cm di atas crista iliaka)
FFD : 100 cm
Eksposi : Ekspirasi tahan nafas.


Kriteria :
a)    Tampak gambaran jarum yang menusuk bagian diskus intervertebralcontras dan menembus Medula Spinallis
b)    Tampak gambaran Medula Spinallis telah terisi zat contras.
c)    Tampak foramen intervertebralis L1 – L4, Corpus vertebrae, space intervertebrae, prosessus spinosus
Tidak ada




2.    PROYEKSI AP
1.    Tujuan : Untuk melihat zat contas yang telah terisi contras media
2.    Posisi Pasien : Pasien tidur supine, kepala di atas bantal, knee fleksi.
3.    Posisi Obyek :
a.       Atur MSP tegak lurus kaset/meja pemeriksaan (jika pakai buki).
b.      Letakkan kedua tangan diatas dada.
c.       Tidak ada rotasi tarsal / pelvis.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjr1SYiEmL5-pFZzWqg7OH0KcDM398E99oHZ_ajUZ9wodRYpewvGq0acCWTFbR6RwbZ3_coowhgkmD9SJg_gjLRJs07hHc8XVxIXdl_MaaXQNOxdtuPuHxEiVQ3dlMZF29nMtOXL5fwJLY/s320/ls+ap.bmp




4.    Sinar
·         CR : Tegak lurus kaset
·         CP :
a)    Setinggi Krista iliaka (interspace L4-L5) untuk memperlihatkan lumbal sacrum dan posterior Cocygeus.
b)    Setinggi L3 (palpasi lower costal margin/4 cm di atas crista iliaka) untuk memperlihatkan lumbal.
·         FFD : 100 cm
·         Eksposi : Ekspirasi tahan nafas.


Kriteria : Tampak vertebra lumbal, space intervertebra, prosessus spinosus dalam satu garis pada vertebra, prosessus transversus kanan dan kiri berjarak sama