KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang
Maha Esa yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada penulis sehingga
penulis berhasil menyelesaikan Makalah ini tepat pada waktunya yang berjudul
“DISCOGRAPHY”
Makalah ini berisikan tentang
informasi Discography atau yang lebih
khususnya membahas diskus intervertebralis dengan bantuan sinar-x dan bahan media kontras
positif yang diinjeksikan kedalam pertengahan diskus dengan cara memasukkan
jarum ganda untuk menegakkan diagnosa,Diharapkan Makalah ini dapat
memberikan informasi kepada kita semua
Makalah ini saya akui masih
banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki sangat kurang. Oleh kerena
itu saya harapkan kepada Bapak Dosen untuk memberikan masukan-masukan yang
bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
PENGERTIAN
ANATOMI DAN PSIOLOGI
BAB II
TEHNIK
RADIOGRAPHY DISCOGRAPHY
PERSIAPAN
PASIEN
PERSIAPAN
ALAT & BAHAN
METODE
PENYUNTIKAN
PROSEDUR
PEMERIKSAAN
PROYEKSI
LATERAL
PROYEKSI
AP
BAB I
PENDAHULUAN
PENGERTIAN
Discography adalah pemeriksaan radiografi dari diskus intervertebralis dengan bantuan sinar-x dan bahan media kontras positif yang diinjeksikan kedalam pertengahan diskus dengan cara memasukkan jarum ganda untuk menegakkan diagnosa. Pemeriksaan discography pertama kali diperkenalkan oleh seorang Radiolog asal Swedia yaitu K. Lindblom pada tahun 1948 dan dikembangkan oleh Doward dan Butt. Pemeriksaan ini digunakan untuk memperlihatkan herniasi discus atau degenerasi yang biasanya terjadi pada daerah lumbo-sacral dan terkadang terjadi di daerah cervical. Discography dapat dilakukan terpisah atau bersama-sama dengan myelography.
Discography adalah pemeriksaan radiografi dari diskus intervertebralis dengan bantuan sinar-x dan bahan media kontras positif yang diinjeksikan kedalam pertengahan diskus dengan cara memasukkan jarum ganda untuk menegakkan diagnosa. Pemeriksaan discography pertama kali diperkenalkan oleh seorang Radiolog asal Swedia yaitu K. Lindblom pada tahun 1948 dan dikembangkan oleh Doward dan Butt. Pemeriksaan ini digunakan untuk memperlihatkan herniasi discus atau degenerasi yang biasanya terjadi pada daerah lumbo-sacral dan terkadang terjadi di daerah cervical. Discography dapat dilakukan terpisah atau bersama-sama dengan myelography.
ANATOMI DAN FISIOLOGI
Discus adalah ruang persendian yang dibentuk antara dua vertebrae yang dikuatkan oleh ligamentum yang berjalan di depan dan di belakang corpus vertebrae sepanjang columna vertebralis. Discus pada masing-masing corpus berbentuk pendek silindris.
Banyak lamella vertikal pada daerah discus yang berbentuk spons, sehingga memungkinkan untuk menahan goncangan. Bagian luarnya dilingkupi tulang keras yang tipis. Discus terdiri dari :
1. Lingkaran
fibrus cartilago, merupakan lapisan cartilago yang menutupi permukaan atas dan
bawah dari setiap body vertebrae.
2. Annulus
fibrosus, merupakan lapisan jaringan fibrus dan cartilago yang membentuk
bantalan diantara lingkaran cartilago.
3. Nucleus
pulposus ;yaitu pusat dari annulus fibrosus.
1. Annulus
Fibrosus, yang menjadi dasar lingkaran fibrosus.
2. Nucleus
Pulposus, yang menjadi pusat dari discus dan merupakan target dari penyuntikan
pada discography.
3. Ligamen
Longitudinal Anterior.
4. Ligamen
Longitudinal Posterior.
5. Canalis
Vertebralis
Pada keadaan
normal, discus berfungsi sebagai penahan goncangan dan memberikan keseimbangan
pada columna vertebralis pada saat tubuh dalam keadaan tegak. Sendi yang
terbentuk antara discus dan vertebrae adalah persendian dengan gerakan yang
terbatas saja dan termasuk sendi jenis simphisis, yaitu sebuah persendian yang
hanya dapat bergerak sedikit, tetapi jumlahnya yang banyak memberi kemungkinan
membengkok kepada columna secara keseluruhan. Selama menjadi bagian yang tidak
kaku dari columna vertebralis, maka discus ini akan memberikan flexibilitas dan
mempunyai tekanan yang sama, tetapi jika dalam keadaan fleksi , ekstensi atau
salah satu sisinya menahan beban maka salah satu sisi discus tersebut akan
menambah tekanan sesuai dengan besar tekanan tersebut.
INDIKASI
•Ruptur Nukleus Pulposus
•Lesi internal discus, yang tidak dapat dilihat pada pemeriksaan myelografi.
•Hernia Nucleus Pulposus (HNP)
•Penyempitan saluran spinal canal.
KONTRA INDIKASI
•Alergi terhadap bahan kontras.
•Pendarahan
•Multiple sclerosis
•Ruptur Nukleus Pulposus
•Lesi internal discus, yang tidak dapat dilihat pada pemeriksaan myelografi.
•Hernia Nucleus Pulposus (HNP)
•Penyempitan saluran spinal canal.
KONTRA INDIKASI
•Alergi terhadap bahan kontras.
•Pendarahan
•Multiple sclerosis
BAB II
PERSIAPAN PASIEN
·
Jika pasien
wanita, tanyakan apakah pasien hamil.
·
Tanyakan apakah pasien mengkonsumsi obat-obatan
sebelumnya.
·
Tanyakan apakah pasien mempunyai riwayat asma.
·
Penandatanganan informed consent.
·
Melepaskan benda-benda logam pada daerah yang akan
diperiksa.
·
Pasien puasa: selama 5
jam sebelum pemeriksaan.
·
Pasien diberi penjelasan tentang prosedur pemeriksaan.
·
Dibuat plain foto posisi AP dan lateral pada daerah
yang akan diperiksa.
·
Premedikasi : diberikan obat sedatif, yaitu kombinasi dari 10 mg Drop ridol &
0,15 mg
PERSIAPAN ALAT DAN BAHAN:
Steril
•Needle dengan ukuran 20 dan 25
•Spuit 10 ml dan 2 ml
•Drawing-up canule
•Gallipot
•Kain kassa
•Kapas
•Media kontras yang digunakan 0,5 cc – 2 cc Angiografin atau Conray 280 atau garam meglumine dari iothalamate atau diatrizoate 0,5 cc – 2 cc.
•Needle dengan ukuran 20 dan 25
•Spuit 10 ml dan 2 ml
•Drawing-up canule
•Gallipot
•Kain kassa
•Kapas
•Media kontras yang digunakan 0,5 cc – 2 cc Angiografin atau Conray 280 atau garam meglumine dari iothalamate atau diatrizoate 0,5 cc – 2 cc.
Unsteril
5.
Alat fiksasi bila diperlukan
6.
Alat pengolah film
7.
Gonad shield
8.
Apron
9.
Botol obat antiseptik hibitane 0,5 %
10.
Botol anastesi lokal lignocaine 1 %
11.
Ampul media kontras
12.
Jarum disposable
13.
Peralatan dan obat-obat emergensi
METODE PENYUNTIKKAN
Pada pemeriksaan discography, ada dua cara dalam penyuntikan media kontras yaitu :
Pada pemeriksaan discography, ada dua cara dalam penyuntikan media kontras yaitu :
1.
Dengan 1 jarum (Standard Spinal Puncture Needle).
2.
Dengan 2 jarum (The Double Needle Combination).
Double jarum terdiri dari :
Double jarum terdiri dari :
·
Jarum ukuran 20, yang akan digunakan untuk menyuntik
spinal dan mencapai annulus fibrosus.
·
Jarum ukuran 25 (lebih panjang dari jarum ke-1),yang
akan digunakan sebagai jarum penunjuk untuk menembus celah sampai menemukan
pusat dari nucleus pulposus.
Jarum yang
digunakan untuk daerah cervical biasanya digunakan dengan panjang 2 - 2,5
inchi, sedangkan untuk daerah lumbal 3,5 - 5 inchi. Penyuntikan dilakukan di
bawah kontrol fluoroskopi. Kombinasi dengan jarum double lebih baik daripada
dengan satu jarum
PROSEDUR
PEMERIKSAAN
1.
Pasien diposisikan lateral decubitus, dengan
punggungnya dilengkungkan serta lutut difleksikan.Bantalan busa hendaknya
ditempatkan di suatu tempat yang dianggap perlu agar tulang belakang itu
menjadi paralel dengan meja pemeriksaan.
2.
Daerah yang akan dipunksi diberikan antiseptik.
3.
Kemudian dengan kontrol fluoroskopi, jarum dengan
ukuran 20 ditusukkan diantara ruas spinosus dan langsung ketulang cincin dari
discus yang akan diperiksa dan ujung jarum menembus annulus fibrosus.
4.
Kemudian masukkan jarum kedua,ke dlm jarum ke satu
(jarum kedua lbh pjg daripada jarum pertama),shg jarum tsbt terletak dlm
nucleus pulposus.
5.
Kemudian dilakukan penyuntikan kontras media.
6.
Lalu dibuat proyeksi lateral dengan jarum tetap berada
di dalamnya
Proyeksi
Lateral
·
Tujuan : untuk melihat kedalaman jarum yang
menusuk ke dalam diskus intervertebralis.
·
Posisi Pasien : Pasien lateral recumbent, kepala
di atas bantal, knee fleksi, di bawah knee dan ankle diberi pengganjal.
·
Posisi Obyek :
a)
Atur MSP tegak lurus kaset/meja pemeriksaan
(jika pakai buki).
b)
Pelvis dan tarsal true lateral
c) Letakkan pengganjal yang radiolussent di bawah pinggang agar vertebra lumbal sejajar pada meja (palpasi prosessus spinosus).
Gambar 2.10 Posisi Lateral (Bontrager, 2001)
·
Sinar
CR : Tegak lurus kaset.
CP : Setinggi L3 (palpasi lower costal margin/4 cm di
atas crista iliaka)
FFD : 100 cm
FFD : 100 cm
Eksposi : Ekspirasi tahan nafas.
Gambar 2.11 Proyeksi Lateral
Kriteria :
a) Tampak
gambaran jarum yang menusuk bagian diskus intervertebralis yang telah terisi
bahan contras di lempengan atau ruas tulang belakang
b) Tampak
foramen intervertebralis L1 – L4, Corpus vertebrae, space intervertebrae, prosessus
spinosus dan pa – S1.
c) Tidak
ada rotasi.
Bila media kontras sudah cukup,
jarum dicabut dan daerah penyuntikan ditutup.
Kemudian pasien diposisikan supine,
Kemudian pasien diposisikan supine,
PROYEKSI AP
1. Tujuan
: Untuk melihat patologi lumbal, fraktur dan scoliosis.
2. Posisi
Pasien : Pasien tidur supine, kepala di atas bantal, knee fleksi.
3. Posisi
Obyek :
a.
Atur MSP tegak lurus kaset/meja pemeriksaan
(jika pakai buki).
b.
Letakkan kedua tangan diatas dada.
c.
Tidak ada rotasi tarsal / pelvis.
4. Sinar
·
CR : Tegak lurus kaset
·
CP :
a)
Setinggi Krista iliaka (interspace L4-L5) untuk
memperlihatkan lumbal sacrum dan posterior Cocygeus.
b)
Setinggi L3 (palpasi lower costal margin/4 cm di
atas crista iliaka) untuk memperlihatkan lumbal.
·
FFD : 100 cm
·
Eksposi : Ekspirasi tahan nafas.
Kriteria : Tampak vertebra
lumbal, space intervertebra, prosessus spinosus dalam satu garis pada vertebra,
prosessus transversus kanan dan kiri berjarak sama